jangan datang

jangan datang kalau pikiranmu tak mau terbentang
jangan datang kalau kau tak mau berubah menjadi yang lebih baik
jangan datang kemanapun kalau kau terlalu egois untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik,
karena dimanapun tempat di dunia ini memiliki potensi sebagai cerminan hidup tentang ke-baik-buruk-an

Kamis, 21 Oktober 2010

karinushi sora


“karinushi sora”

Kenapa namanya Karinushi Sora? Rata-rata orang akan lalu dan tidak peduli. Sabodo amat.. Begitulah manusia, enggan ribet dengan hal-hal yang ia rasa tidak berhubungan dengannya. Tapi sebagian dari sisanya, akan berbisik-bisik “sok Jepang!!”, “sok keren!!”, dan lainnya. Itulah (juga) sifat manusia. Negative thinking, atau istilah agamanya, su’udzon. Maksudnya sama: berpikiran negatif. Selalu saja, manusia itu berpikir yang tidak-tidak terhadap sesama manusia. Heran. Dan sebagian lainnya, yang persentasenya hanya sekian-sekian, berusaha mencari tahu maksud nama itu.

Peminjam Langit. Apa maksudnya? Karinushi Sora artinya Peminjam Langit? Ah, apa lagi sih? Kenapa ia menamai dirinya sendiri Si Peminjam Langit?

Ia terdiam. Karinushi Sora adalah nama yang ia pilih untuk dirinya sendiri. Peminjam Langit. Langit? Itu hal yang paling ia suka kan? Hal yang sepanjang waktu seperti ingin selalu dilihatnya. Seperti takut langit akan runtuh tanpa tatapan matanya. Entahlah, mungkin ia memang tergila-gila pada langit.
Jadi, kita ambil kata ‘langit’ dalam namanya sebagai hal yang memang ia gilai. Sekarang, apa asas dari kata ‘peminjam’? Kenapa harus ‘peminjam’? Kenapa tidak ‘raja’ atau ‘ratu’ atau apalah nama-nama lain yang memegahkan pemilik nama?

Sepertinya ia cukup tahu diri. Tidak seperti kebanyakan orang-orang yang suka main mengakui. Karena itu ia menamai dirinya Si Peminjam Langit.

 Langit yang punya sejuta pesona baginya adalah lapangan tiada batas yang selalu membuatnya tenang. Tempatnya berlayar menuju kenyamanan. Sungguh kuasa Tuhan yang membuat kita bisa menemukan ketenangan dan kenyamanan di mana saja. Dan ia memilih langit sebagai istananya.

Lalu, apa maksudnya ‘peminjam’? Itu karena ia tahu, langit hanya milik Tuhan. Ia hanya makhluk yang bias mencuri barang sedikit ketenangan langit. Kemegahan langit. Kanapa ‘peminjam’, bukan ‘pencuri’; ia kan mencuri ketenangan langit, bukan meminjamnya?
Aku memang mencuri, tapi mencuri ketenangan langit, bukan mencuri langitnya.Langit itu hanya ku pinjam, kok. Langit indah itu, -  pada waktunya nanti, saat aku telah menemukan ketenangan abadi,-  akan ku kembalikan seutuhnya. Aku berjanji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar